Kamis, 09 Februari 2012

FENOMENA JAMPERSAL

JAMPERSAL. . . 

      Sebuah kata yang selama ini menjadi perdebatan dilingkup kesehatan . JAMPERSAL yang diterbitkan oleh MENKES RI ini mempunyai tujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi . untuk lebih jelas nya kita bahas tentang " FENOMENA JAMPERSAL" berikut. . 



  • PENGERTIAN
 Jaminan Persalinan (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.

  • TUJUAN KHUSUS
 1.Meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan dan
    pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan
 2.Meningkatknya cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan
 3.Meningkatnya cakupan pelayanan KB pasca persalinan
 4.Meningkatnya cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas dan bbl 
 5.Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, transparan dan akuntabel

  • SASARAN
 Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas ( s/d 42 hari PP), BBL ( s/d usia 28 hari)

  • MANFAAT
A.Bagi Masyarakat

 1. Pelayanan tingkat I di Puskesmas dan Puskesmas PONED termasuk jaringannya,
     meliputi:
    •  Pemeriksaan kehamilan 4 kali oleh tenaga kesehatan di fasilitas 
        kesehatan
    • Pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
       kesehatan
    • Pelayanan nifas 3 kali oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
    • Pelayanan bayi baru lahir
    • Pelayanan KB pasca persalinan
 2. Pelayanan rujukan tingkat lanjutan di fasilitas perawatan kelas II RS

B.Bagi tenaga kesehatan

 1 .mendukung program pemerintah dalam rangka menurunkan AKI. AKB dan
      meningkatnya cakupan KB
 2.Adanya kepastian pembiayaan paket Jampersal sesuai ketentuan yang berlaku
 3.Peluang bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan jumlah klien yang didatangi
 4.Adanya kepastian mekanisme rujukan sehingga kasus dapat ditangani dan dirujuk
    lebih dini
 5.Peluang bagi bidan di desa untuk meningkatkan kemitraan dengan dukun

 C.Bagi Dinas kesehatan

 1.melaksanakan program pemerintah dalam rangka menurunkan AKI. AKB dan 
     meningkatnya cakupan KB
 2.Peluang untuk meningkatkan kemitraan dengan fasilitas kesehatan swasta
 3.Peluang untuk memperkuat sistem pencatatan dan pelaporan KIA dan kB
 4.peluang untuk memperbaiki sistem rujukan kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal

  • KEBIJAKAN OPERASIONAL JAMPERSAL 
 1.Pengelolaan Jampersal menjadi satu kesatuan dengan penngelolaan jamkesmas
 2.Kepesertaan Jampersal merupakan perluasan kepesertaan dari Jamkesmas
 3.Peserta jampersal adalah seluruh sasaran ibu hamil yang belum memiliki jaminan
     untuk pelayanan persalinan
 4.Peserta jampersal dapat memanfaatkan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat
    pertama dan tingkat lanjutan (RS) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerjasama 
    dengan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK kabupaten/Kota
 5.Pelaksanaan pelayanan Jampersalmengacu pada standar pelayanan KIA
 6.Pembayaran Jampersal dilakukan dengan cara klaim oleh fasilitas kesehatan
 7.Fasilitas kesehatan yang melayani Jampersal dari luar wilayahnya, melakukan klaim
    kepada Tim pengelola/Dinas Kesehatan sesuai tempat pelayanan diberikan
 8.Bidan Praktik, klinik Bersalin, Dokter Praktik yang berkeinginan ikut serta dalam
    program ini melakukan perjanjian Kerjasama dengan Tim pengelola setempat, dimana
    yang bersangkutan dikeluarkan izin praktiknya
 9.jampersal diselenggarakan dengan prinsip portabilitas, dengan demikian Jampersal tidak         mengenal batas wilayahnya

  • RUANG LINGKUP PELAYANAN JAMPERSAL
1.Pelayanan tingkat pertama
 • Diberikan oleh tenaga kesehatan berkompeten dan berwewenang
 • Diberikan di Puskesmas dan puskesmas PONED serta jaringannya termasuk 
   polindes/Poskesdes dan fasilitas kesehatan swasta yang memiliki Perjanjian Kerja
   sama
 • Jenis Pelayanan:
  •  ANC 4 kali
  •  Persalinan normal
  •  Pelayanan nifas normal 3 kali, termasuk KB pasca persalinan
  •  Pelayanan BBL
 Tambahan untuk Puskesmas mampu PONED
 • Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan risti
 • Pelayanan pasca keguguran
 • Persalinan pervaginam dengan tindakan emergensi dasar
 • Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar
 • Pelayanan BBL dengan tindakan emergensi dasar


 2.Pelayanan tingkat lanjutan

 • Diberikan oleh tenaga kesehatan spesialistik
 • Dilaksanakan di fasilitas perawatan kelas III RS Pemerintah atau Swasta yang 
    memiliki Perjanjian Kerjasama
 • Pelayanan diberikan berdasarkan rujukan , kecuali pada kondisi kedaruratan
 • Jenis Pelayanan meliputi:
   Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan risti
   Penanganan rujukan pasca keguguran
   Penanganan KET
   Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif
   Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi komprehensif
   Pelayanan BBL dengan tindakan emergensi komprehensif
   Pelayanan KB pasca Persalinan



    Dari Penjelasan tentang JAMPERSAL diatas sudah cukup jelas , pengertian , tujuan , sasaran manfaat kabijakan operasional , ruang lingkup pelayanan jampersal, dll.
tetapi selama ini  apakah program jampersal itu sudah dijalankan dengan baik??
   
   Pada tahun pertama program pelaksanaan jampersal di sebuah provinsi tampaknya belum berjalan maksimal . menurut catatan dinas kesehatan setempat jumlah angka kematian ibu dan bayi saat persalinan meningkat dibanding tahun 2010 lalu. pada tahun 2010 angka kematian ibu  mencapai 4 kasus . sementara tahun 2011 mencapai 9 kasus. sedangkan untuk kasus kematian bayi tahun 2010 mencapai  belasan kasus dan meningkat pada tahun 2011 mencapai 32 kasus. ini   memang menjadi semacam fenomena, dan pembelajaran bagi kita semua agar tahun ini dapat lebih baik lagi. dari hasil data sementara ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat proses persalinan antara lain bayi yang baru dilahirkan memiliki Berat Badan Rendah (BBR), dan pada saat proses persalinan itu sendiri, ibu dan bayi terlambat mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan.

   Memang ini bukan sebuah hasil penelitian, yang melalui sample dan sampling dengan jumlah tertentu dan area tertentu. Tetapi setidaknya sedikit memberikan gambaran bahwa masyarakat miskin memiliki persoalan yang begitu komplek untuk dibantu, bukan sekedar persolan pemberian pelayan kesehatan dan pendidikan gratis. Kebijakan yang salah terkadang justru menjadi bumerang bagi pemerintah sendiri.  
program Jampersal digunakan untuk menekan Tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih menjadi persoalan, dan sebagian besar terjadi saat persalinan. Dengan kebijakan baru dari pemerintah yakni Jaminan Persalinan (Jampersal), diharapkan angka kematian ibu dan anak dapat diturunkan. Tetapi yang menarik lagi untuk di teliti dan angkat adalah korelasinya terhadap penambahan jumlah penduduk. Jangan-jangan program ini malah kemudian membuat ledakan penduduk ? Kalau terjadi ledakan penduduk implikasinya bias ke tersedianya makanan, pekerjaan, mauapun kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang .


     



 

Sabtu, 15 Oktober 2011

PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI


A . LATAR BELAKANG

Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, Bidan memiliki kewenangan untuk memberikan Pelayanan Kebidanan (Kesehatan Reproduksi) kepada perempuan remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bersalin, nifas, masa interval, klimakterium, dan menopause, bayi baru lahir, anak balita dan prasekolah. Selain itu Bidan juga berwenang untuk memberikan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Masyarakat. Bidan salah satu petugas kesehatan yang dipercaya dan di akui oleh masyarakat. Berbagai penelitian menunjukan peran bidan dalam persalinan mencapai 66%,antenatal care 91% dalam (K1),80% dalam pelayanan KB, 58% pelayanan kontrasepsi suntik dilakukan oleh Bidan Praktek Swasta dan 25% pemakai kontrasepsi pil, 25 % IUD dan 25 % implant dilayani oleh Bidan Praktek Swasta (Statistik Kesehatan 2001).
Permintaan pelayanan oleh bidan dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini menunjukan bahwa eksistensi bidan di mata masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, penghargaan, dan pengakuan.
Berdasarkan hal inilah, Bidan dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya. Karena hanya melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang terbaik dan terjangkau yang diberikan oleh Bidan, kepuasan pelanggan baik kepada individu, keluarga dan masyarakat dapat tercapai.

B . TUJUAN

·         Tujuan umum
Tujuan umum program menjaga mutu pelayanan  adalah untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang di selenggarakan oleh bidan praktek mandiri  .

PEMBAHASAN

Pelayanan kesehatan adalah Setiap upaya yang di selenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Sedangkan 
Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah di tetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian.
Kualitas jasa adalah bagian terpenting dalam memberi kepuasan kepada pelanggan. Pelayanan kebidanan dibawah naungan organisai profesi juga terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan. Kepuasan pasien dan kepercayaan pasien terhadap suatu organisasi sebenarnya sangat memegang peranan penting dalam persaingan disegmen pasar karena pasien/klien sebagai pelanggan merupakan alat promosi yang paling efektif dan akurat untuk menarik perhatian pelanggan lainnya dengan cara memberi informasi kepada orang lain. 
Kepuasan pelanggan pengguna jasa pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterima ,dalam hal ini asfek komunikasi memegang peranan penting
1.      Empati (sikap peduli) yang ditunjukan oleh petugas kesehatan .
2.      Biaya (cost) , tingginya biaya pelayanan kesehatan dapat dianggap sebagai sumber moral pasien dan keluarganya
3.      Penampilan fisik ( kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan ruangan.
4.      Jaminan keamanan yang ditunjukan oleh petugas kesehatan.
5.      Keandalan dan keterampilan( reabiliti ) petugas kesehatan dalam memberikan perawatan
6.      Kecepatan petugas dalam memberi tanggapan terhadap keluhan pasien.

Dalam dewasa ini Angka Kematian baik Ibu atau Bayi di Indonesia cukup tinggi . untuk
menurunkan AKB dan AKI tersebut perlu meningkatkan standart  dalam meningkatkan mutu pelayanan kebidanan . yang sangat berperan dalam hal tersebut adalah petugas kesehatan khusus nya adalah bidan.  Untuk itu pelayanan kebidanan harus mengupayakan peningkatan mutu dan memberi pelayanan sesuai standar yang mengacu pada semua persyaratan kualitas pelayanan dan peralatan kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Fokus pembangunan kesehatan terhadap tingginya AKI masih terus menjadi perhatian yang sangat besar dari pemerintah karena salah satu indikator pembangunan sebuah bangsa AKI dan AKB.
Tinggi nya AKI dan AKB di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
1.    Masyarakat
Masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan masih kurang memahami
Masalah masalah kesehatan seperti
·         Minim nya kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan hidup sehat
·         Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
·         Kesehatan reproduksi
·         Peran serta masyarakat untuk pembangunan kesehatan yang minim
·         Gaya hidup yang cenderung berubah dan sulit untuk menerima  perubahan
2.      Tenaga Kesehatan
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang sangat berperan dalam pelayanan kebidanan dan kurangnya keterampilan dan pengetahuan bidan dan menyebabkan hal yang sangat fatal dalam penyelamatan nyawa seorang ibu karena bidan adalah tenga kesehatan yang paling dekat pada masyarakat yang secara khusus memberi pelayanan kebidanan kepada ibu dan sebagai pengambil keputusan terhadap seorang yang telah memercayakan dirinya berada dalam asuhan dan penanganan bidan.
Kurangnya keterampilan bidan tentu dapat menyebabkan berbagai macam masalah dalam memberi asuhan , sementra tujuan bidan didik dan ditempatkan ditengah masyarakat adalah menurunkan AKI . kurangnya keterampilan dapat menyebabkan hal-hal yang sering kali menjadi penyebab kematian ibu, seperti terlambat mendapat pertolongan , terlambat merujuk,terlambat mengambil keputusan , terlambat mengenali risiko tinggi pada klien sehingga penanganan kehamilan dan persalinan dengan risiko tinggi terlambat dilakukan.
Kurangnya keterampilan bidan berkomunikasi juga dapat mengakibatkan penggerakan peran serta aktif masyarakat untuk pembangunan kesehatan dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan diri dan keluarganya kurang maksimal.
3.      Pemerintah
Perhatian pemerintah pada pelayanan kebidanan masih berfokus pada kuantitas tenaga kesehatan itu sendiri dan berorientasi pada distribusi atau penyebaran tenaga kesehatan tersebut guna memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di tiap wilayah dan meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dibutuhkan kebijakan pemerintah yang tegas terhadap penyebaran tenaga kesehatan agar bidan mau ditempatkan di pedesaan dan daerah terpencil.

·  Peran bidan dalam peningkatan mutu pelayanan kebidanan yaitu:
Bidan harus mengakui bahwa mereka ada di posisi utama untuk menganjurkan dan memelihara kualitas dan ini dapat dilakukan melalui kerja sama yang baik dengan menejer kebidanan mereka, direktur dari pelayanan keperawatan, sesama bidan, dan tenaga kesehatan lainnya.
Bidan harus mencoba mengorganisasikan dan menganjurkan diskusi-diskusi tentang mutu pelayanan kesehatan ini akan membawa mereka terlibat dalam perkembangan strategi untuk pelayanan kebidanan yang tidak memisahkan pembeli dan penerima asuhan.
Bidan harus menyetujui pengambilan keputusan dalam pelayanan kesehatan dapat sulit di lakukan dan kadang merupakan proses yang menyakitkan.
Bidan harus mengarti manajemen yang aktif, baik mengelola pelayanan kebidanan maupun memberi asuhan langsung kepada ibu dan bayi yang meliputi identifikasi dan ukuran hasil klinis dalam kontrak (asuhan).
Bidan harus menyetujui bahwa kualitas adalah persoalan yang akan menyatukan mereka dengan profesional lain.
Bidan juga harus terus berinisiatif mengambil posisi dalam perencanaan pelayanan kesehatan, pemantauan, dan pendidikan.
Bidan harus belajar, mengerti dan bekerja untuk menghasilkan kualitas dan sasaran menuju masa yang akan datang.
Perbaikan kualitas mutu pelayanan kesehatan
1. Bidan Sebagai Provider
Peran dan fungsi bidan profesional dalam upaya pelayanan kebidanan berfokus kesehatan reproduksi adalah sbb:
    • Pelaksana, bidan sebagai pemberi pelayanan kepada wanita dalam siklus kehidupannya, asuhan neonatus, bayi dan balita.
    • Pengelola, bidan mengelola asuhan pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan, institusi dan komunitas.
    • Pendidik, bidan memberi pendidikan kesehatan dan konseling, dalam asuhan dan pelayanan kesehatan di institusi dan komunitas.
    • Peneliti, yang di maksud peneliti di sini adalah asisten peneliti yang membantu penelitian dalam ruang lingkup asuhan kebidanan .
Bidan harus mampu menjadi konselor untuk menjalankan peran dan fungsinya sebagai pendidik di tengah- tengah masyarakat, bidan sebagai konselor, bidan harus mampu meyakinkan ibu bahwa ia berada dalam asuhan orang yang tepat sehingga ibu mau berbagi cerita seputar permasalahan kesehatan reproduksi yang di alaminya dan ibu mau menerima asuhan yang di berikan bidan.
2.  Organisasi profesi
Bidan berada di bawah naungan sebuah organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang terus-menerus memperhatikan peningkatan kualitas anggotanya dan juga selalu berupaya untuk tetap memberi pelayanan yang terbaik dan meningkatkan terus mutu pelayanan kebidanan. Organisasi profesi IBI merupakan tempat bagi bidan untuk menyampaikan aspirasi, ide, dan pemikiran mereka serta menjamin keprofesionalan para anggotanya. Oleh karena itu, IBI harus terus berupaya dan berjuang meningkatkan keterampilan klinis dan komunikasi anggotanya.
Banyak upaya telah dilakukan organisasi profesi untuk tetap meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan, antara lain :
Mengharuskan setiap anggotanya untuk mempunyai standar kompetensi minimal dan terus meningkatkan keterampilan serta pengetahuan mereka. Standar kompetensi minimal terpenting dalam menjaga keselamatan ibu dan anak harus dikuasai bidan.
Pelatihan APN, dalam rangka mengurangi risiko kematian pada ibu melahirkan dan mengurangi serta menurunkan angka kematian ibu dan anak.
IBI tahun 2004, meluncurkan program Bidan Delima. Bidan Delima merupakan program mencapai standar pelayanan tinggi sesuai dengan aturan organisasi kesehatan dunia (world health organization/WHO), seperti kemampuan bidan menolong persalinan sampai asuhan pada masa nifas/pascapersalinan, masa interval, pelayanan keluarga berencana (KB), kewaspadaan universal (pemberian pelayanan yang aman dan penggunaan alat-alat steril), memperlakukan pasien secara manusiawi.
IBI selalu mengupayakan anggotanya dapat meningkatkan kualitas diri dan pelayanannya, baik untuk jenjang pendidikan bidan maupun kemudahan penyediaan sarana klinik bidan swasta, seperti menjalin kerja sama dengan organisasi dan badan keuangan untuk penyediaan kredit modal kerja berupa obat-obatan bebas maupun obat-obatan kontrasepsi. Program ini dikenal dengan program pemberdayaan keluarga melalui penyaluran kredit bidan mandiri. Dengan demikian, bidan swasta mampu memberi pelayanan KB mandiri terutama pada keluarga yang relatif kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Bidan juga mendapat bantuan pinjaman dana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
STARH (Sustaining Technical Achievement in Reproductive Health) membantu IBI menyusun suatu sistem pelatihan terpadu hingga seorang bidan yang telah mengikuti pelatihan ini menjadi bidan yang berkualitas untuk member pelayanan KB sesuai standar. Dengan memiliki kemampuan berkualitas, seorang bidan Delima diharapkan dapat memberi pelayanan terbaik hingga kepuasan pelanggannya meningkat dan pada akhirnya kepercayaan pelanggan pun makin meningkat.

3.                       Dukungan pemerintah
Dukungan pemerintah terhadap program IBI juga sangat dibutuhkan. Perhatian pemerintah terhadap pelayanan kebidanan dan pendidikan kebidanan mempunyai peran sangat penting untuk peningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.
Di sektor pendidikan, misalnya, tenaga bidan yang masih sangat minim membuat pemerintah membuka seluas-luasnya kesempatan penyelenggaraan pendidikan kebidanan sementara di Indonesia. Sampai sekarang strata pendidikan kebidanan belum ada yang mencapai S1. Pilihan bagi bidan hanya mencakup diploma (D3 atau D4), sementara untuk meneruskan pendidikan di luar negeri tentu membutuhkan biaya besar.
Pendidikan bidan
Cara yang paling tepat untuk berhasil melaksanakan kebijakan mutu yang jelas adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Bidan yang di didik dengan fokus pada kualitas tentu memberi sumbangan kecakapan, keterampilan, dan professional bagi bangsa dan Negara.

Selasa, 11 Oktober 2011

GINEKOLOGI


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ruang lingkup ginekologi
a.       Pengertian
b.      Batasan ginekologi
c.       Istilah-istilah yang berkaitan dengan ginekologi
d.      Penyakit-penyakit patologi yang berkaitan dengan ginekologi
e.       Pemeriksaan yang berkaitan dengan ginekologi
f.       Penatalaksanaan ginekologi
g.      Sistem rujukan kasus ginekologi
                                                                            
  1. Istilah-istilah yang berhubungan dengan ginekologi
a.       Infertilitas
b.      Amenorhea
c.       Dismenorhea
d.      Metrorhagia
e.       Endometritis
f.       Menopause
g.      Carcinoma servix
h.      Abses Bartolini
i.        Hyperplasia endometrium
j.        Kista Ovrium
k.      Carsinoma ovarium
l.        Nyeri pelvix
m.    Carsinoma mamae




  1.  Penyakit yang  wajib diketahui Bidan dan dapat ditatalaksana
    1. Dismenorhea
Nyeri pada waktu haid (menstruasi)
Dismenorhea ada 2     1. Dismenorhea primer : Tanpa kelainan anatomis
                                     2.Dismenorhea sekunder : disertai kelainan ,seperti;
                                                - Endometrium
                                                - Mioma uteri
                                                - Anomali uterus
                                                - Uterus retro flexi
                                                - Pemakaian IUD
                                                - Polip endometrial
                  b.   Kista Batolin
                        Suatu kista duktus bartolin terinfeksi yang disebabkan oleh infeksi                                      gonococcus,basil kalifornis atau organisme lainnya.
c.       Mastitis
Peradangan pada payudara
d.      Leukorea(flour albus/keputihan)
Pengeluaran cairan dari alat genitalia wanita yang bukan darah.
Ø   Penyakit yang cukup diketahui dan tidak perlu tata laksana
a.Kelainan congenital vagina,mis;septum vagina,atresia vagina dan kista                   dalam vagina.
b.Kondiloma Akuminata
c Ca servix
d.Ca mamae

Ø    Penyakit yang cukup diketahui saja :
                        a. Kista Ovariym
                        b  Mioma Uteri
D.    Perdarahan Uterus Abnormal
Penyebab perdarahan uterus abnormal adalah kelainan organik (tumor, infeksi), sistemik (kelainan faktor pembekuan), dan fungsional alat reproduksi.
E.     Hipermenore
Perdarahan haid yang jumlahnya banyak, ganti pembalut 5-6 kali per hari, dan lamanya 6-7 hari. Penyebabnya adalah kelainan pada uterus (mioma, uterus hipoplasia atau infeksi genitalia interna), kelainan darah, dan gangguan fungsional. Keluhan pasien berupa haid yang banyak. Pada setiap wanita berusia 35 tahun harus dilakukan kuretase diagnostik untuk menyingkirkan keganasan.

F.     Hipomenore
Perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut 1-2 kali per hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen & progesteron, stenosis himen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan histerogram atau histeroskopi

G.    Metroragia Metroragia
 Perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen. Menoragia Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadangkadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.

H.    Amenore
Bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan amenore, diluar amenore fisiologik. Penyebabnya dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium) dan vagina.
Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen & progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit hati, diabetes melitus, kanker), infertilitas atau stress berat. Anamnesis yang perlu dicari adalah usia menars, pertumbuhan badan, adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan obat penenang, peningkatan atau penurunan berat badan yang mencolok. Pemeriksaan ginekologik yang dilakukan adalah pemeriksaan genitalia interna / eksterna. Pemeriksaan penunjang berupa uji kehamilan dan uji progesteron.

I.       . Endometriosis Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, norrmal tidak terdapat di tempat lain.  Endometrium terdiri atas jaringan ikatt / stroma dan sel-sel selapis kubis yang berproliferasi dan menebal setelah haid lalu runtuh pada saat haid. - Siklus endometrium juga dipengaruhi olleh poros hipotalamus-hipofisis-ovarium. - Puncak LH hipofisis terjadi 24-36 jam sebelum ovulasi. - Estradiol dihasilkan sel teka interna folikel dan pasca ovulasi sel teka tersebut berubah menjadi sel lutein yang menghasilkan progesteron.
Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal dari kelenjar dan stroma endometrium di luar uterus. Atau terdapatnya kelenjar atau stroma endometrium di tempat / organ lain selain dinding kavum uteri. Patogenesis endometrium diterangkan oleh beberapa teori diantaranya teori histogenesis, teori metaplasia coelomik dan teori induksi. Teori histogenesis menerangkan bahwa endometriosis terjadi akibat adanya regurgitasi tuba epitel menstruasi - implantasi jaringan endometrium pada tempat abnormal tersebut.
Faktor determinasi yang diperkirakan abnormal adalah regurgitasi darah haid / menstruasi retrograd (darah haid yang tidak keluar melalui serviks mengalir ke tuba - ovarium dan keluar ke rongga peritoneum) kemudian tumbuh berkembang karena organ yang ditempati tidak mengadakan reaksi penolakan (karena bukan benda asing / antigen)
Teori histogenesis : transplantasi, metastasis limfatik / vaskuler. Faktor determinasi adalah respon imunologik yang rendah, faktor genetik, status hormon steroid dan hormon pertumbuhan. Teori metaplasia coelomik : menerangkan pertumbuhan endometrium di vagina padahal tidak ada hubungan vaskularisasi antara keduanya. Diperkirakan primer berasal dari sisa jaringan yang terdapat sejak perkembangan embrionik (saluran Muller).
Demikian juga pada organ-organ yang berasal dari saluran Muller lainnya. Teori induksi : lanjutan dari teori metaplasia, diperkirakan faktor biokimia endogen menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan endometrium. Pasca Operasi Uterus (Misalnya miomektomi atau seksio sesar) dapat terjadi lapisan endometrium melekat atau terjahit dengan miometrium kemudian tumbuh menjadi endometriosis.
Teori yang diterima akhirnya adalah patogenesis multifaktorial : genetik, imunologi, endokrin dan mekanik. (Endometriosis : "the disease of many theoris in gynecology" seperti halnya dengan pre eklampsia pada obstetri) Kemungkinan lokasi endometriosis : - Endometriosis interna : dibagian lain uterus misalnya serviks dan isthmus. - Endometriosis eksterna : di luar uteruus. - Adenomiosis : endometrium di dalam lappisan miometrium.
 Endometrioma : endometrium dalam ovariium - kista coklat. - Pada organ / tempat lain misalnya di ppermukaan / dinding usus, cavum Douglasi, ligamen-ligamen, dan sebagainya. Jaringan endometrium ektopik ini berproliferasi, infiltrasi dan menyebar ke organ-organ tubuh. Ditemukan 20-25 % pada laparatomi pelvis. Terbanyak ditemukan pada usia 30-40 tahun.
 Pertumbuhan endometrium di tempat lain dapat menimbulkan reaksi inflamasi. Pada haid dapat menimbulkan sakit hebat karena : - Perdarahan intraperitoneal. - Perlengketan (tertahan pada pergerakann). - Akut abdomen. Endometriosis peritoneum : - Warna merah (aktif/baru) atau coklat hhitam (sudah lisis) atau putih (fibrosis). Dapat hipervaskuler (lesi aktif) atau avaskuler (lesi baru atau fibrosis). - Permukaan rata atau menonjol atau iregguler. - Letak superfisial (di permukaan organ / peritoneum) atau profunda (invasif ke organ).
Lokalisasi sering : - Ovarium, biasanya bilateral (65%). - Lapisan serosa uterus, peritoneum pelvvis. - Kolon sigmoid / kavum Douglasi, ligameentum sakrouterinoma / latum, tuba Fallopii. - Vagina, serviks, dan usus. - Paru, mukosa vesika uterina / saluran kemih, umbilikus, ginjal dan kaki (jarang). Gejala dan tanda klinik : - Nyeri pelvis / abdomen difus pada lokaasi tertentu. - Teraba nodul atau nyeri pada ligamentuum sakrouterina, dinding belakang uterus dan cavum Douglasi. –
 Gerakan terbatas & nyeri pada genitaliia interna. - Uterus retroversi dan terfiksasi. - Teraba massa tumor dan nyeri tekan di adneksa. - Dinding forniks posterior vagina memenndek. Pemeriksaan penunjang diagnostik : - Ultrasonografi : gambaran bintik-bintiik salju - Laparatomi / laparaskopik. - Assay Ca 125. Penampilan endometriosis : - Infertilitas primer (26-39 %) - Infertilitas sekunder (12-25 %) - Nyeri panggul kronik (4-65 %) - Dismenorhea (7-32 %) - Massa / kista ovarium (10-35 %) - Bercak / spotting pre menstruasi (35 %%) - Nyeri akut abdomen, ileus obstruktif, kolik ureter (jarang).
 Selain itu sering terdapat keluhan dispareunia, tumor pelvik, gangguan haid, nyeri perut saat defekasi (diskezia) dan nyeri pinggang. Diagnosa banding : tumor ovarium, mioma multipel, karsinoma rektum, penyakit radang panggul dan metastasis tumor di cavum Douglasi. Klasifikasi Endometriosis Acosta 1973 1.
Ringan :  Endometriosis menyebar tanpa perlekatan pada anterior atau posterior cavum Douglasi / permukaan ovarium / peritoneum pelvis. 2. Sedang : - Endometriosis pada 1 atau kedua ovarium disertai parut dan retraksi atau endometrioma kecil. - Perlekatan minimal juga di sekitar ovarium yang mengalami endometriosis. - Endometriosis pada anterior atau posterior cavum Douglasi dengan parut dan retraksi atau perlekatan tanpa implantasi di kolon sigmoid. 3.
Berat :  Endometriosis pada 1 atau 2 ovarium ukuran lebih dari 2 x 2 cm2. - Perlekatan 1 atau 2 ovarium / tuba fallopii / cavum Douglasi karena endometriosis. - Implantasi / perlekatan usus dan / atau traktus urinarius yang nyata. Penatalaksanaan Endometriosis Prinsip : - Terapi medikamentosa untuk supresi horrmon. - Intervensi surgikal untuk membuang impplant endometriosis.
J.      Nyeri pelvik
Penatalaksanaannya dengan terapi obbat saja.

K.    Infertilitas
Penatalaksanaanmya dengan terapi oobat dan pembedahan.
L.     Endometrioma
Penatalaksanaannya dengan terapi pemmbedahan

M.   Ekstragenital / Ekstrapelvik
Penatalaksanaannya dengan  (teerapi obat dan pembedahan). - Pencegahan kekambuhan (terapi optimaliisasi pra bedah). - Penatalaksanaan asimptomatik (obat horrmonal / non hormonal), bedah. Pengobatan hormonal :Progesteron : MDPA Danazol (17-alfa-etinil-testosteron) Kombinasi estrogen-progesteron : pil kontrasepsi.  - Anti progestasional : etilnorgestrienoon / gestrinon. Agonis GnRH : leuprolid asetat, gosereelin, buserelin asetat, nafarelin, histrelin, lutrelin.

Efek yang diharapkan : - Progesteron (medroxyprogesteron) : dessidualisasi dan atrofi endometrium serta inhibitor gonadotrofik yang kuat. Kombinasi estrogen / progesteron (pil kontrasepsi) : "pseudo pregnancy", desidualisasi dan pertumbuhan endometrium diikuti atrofi endometrium. - Antiprogestasional : anti progestogeniik dan estrogenik melalui aktivasi degradasi enzim lisosomal sel. GnRH agonist : menyebabkan kadar estroogen menurun seperti pada saat.

N.    Menopause.
 Testosteron : mensupresi LH & FSH, mennghambat pertumbuhan endometriosis. - Untuk terapi nyeri dapat digunakan inhhibitor prostaglandin-sintetase. Obat yang sekarang banyak dipakai dan dikembangkan : agonis GnRH. Mekanismenya : suplai hormon - internalisasi - dikenali oleh mRNA - sintesis protein. GnRH : hormon untuk menghasilkan gonadotropin. Agonis GnRH : regulasi luluh reseptor GnRH pada sel gonadotropin hipofisis.

Penekanan sekresi dan sintesis FSH dann LH hipofisis. - Supresi ovarium : hambatan pematangan folikel dan hambatan produksi estradiol. Diharapkan hipoestrogenisme akan menghambat pertumbuhan berlebihan jaringan endometriosis. Selama sekitar 24 minggi, GnRH agonis akan memberikan efek : 1. Amenorhea 2. Gangguan reseptor estrogen (misalnya payudara mengecil). 3. Gangguan psikis atau neurologis. 4. Gangguan dalam hubungan seksual. Pengobatan surgikal : untuk membersihkan fokus / implant endometriosis.

 Permasalahan seputar endometriosis : - Prevalensi - faktor predisposisi. - Mekanik (peningkatan tekanan intraabdoominal / intrauterin, pencetus regurgitasi. - Implantasi pasca retrograd menstruasi.. - Imunitas. - Perlindungan terhadap kesehatan kerja : efisiensi, kenyamanan kerja. - Peningkatan biaya pengobatan / perawattan kesehatan (health-cost maintenance). - Masalah kesehatan reproduksi di masa ddepan. Pencegahan : - Tidak menunda kehamilan. - Tidak melakukan kerokan / kuret pada waktu haid. – Pemeriksaan ginekologi teratur.